Total Tayangan Halaman

Rabu, 23 Maret 2011

IBADAH DAN MACAM-MCAMNYA

IBADAH
      Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia,
Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
وما خلقت الجن والإنس الا ليعبدون
Artinya : “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu”.
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah hanya kepadaNya.
1. Pengertian Ibadah
Ibadah menurut bahasa artinya tunduk dan merendahkan diri.
        Menurut istilah ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang di ridhoi Allah SWT,baik perbuatan maupun ucapan, yang zhahir maupun batin.
2. Macam-macam Ibadah
                        Secara umum ibadah dapat di bagi menjadi 2 macam.
1. Ibadah Mahdhoh
Yaitu jenis ibadah yang di syariatkan dan tata caranya sudah di tetapkan oleh Al-Qur’an maupun Hadist yang tidak boleh di tambah atau di kurangi. Seperti sholat,puasa, zakat,haji,dll.
        2.  Ibadah Ghoiru Mahdhoh
                        Ibadah ghoiru mahdhoh adalah ibadah yang disyari’atkan, namun tata cara pelaksanaannya tidak di tentukan waktu maupun jumlahnya. Seperti shodaqoh sunnah, membaca Al-Qur’an, dan mu’amalah sesama manusia.
            Dari 2 macam ibadah diatas, ibadah-ibadah juga memilki beberapa kategori, tergantung di tinjau dari dominasi anggota badan yang melaksanakannya.
Kategori-kategori ibadah itu adalah :
1. Ibadah I’tiqodiyah (keyakinan)
Ibadah I’tiqodiyah adalah ibadah yang berhubungan dengan keyakinan dan keimanan, seperti iman kepada rukun iman, dan iman kepada yang ghaib
2. Ibadah Qolbiyah (ibadah hati)
Ibadah qolbiyah adalah amalan-amalan ibadah yang lebih banyak dilakukan dengan hati, yang tidak boleh di tujukan dan dimaksudkan kecuali hanya kepada Allah. Seperti Hubb (cinta), Tawakkal, Sabar, Khauf (takut), Roja’ (berharap) dan taubat.
3. Ibadah Lafzhiyah
Ibadah lafzhiyah adalah amalan-amalan ibadah yang lebih banyak dilakukan dengan lisan. Seperti mengucap kalimat-kalimat thoyyibah, dzikir dan membaca Al-Qur’an.
4. Ibadah Jasadiyah (badan)
Ibadah jasadiyah adalah amalan-amalan ibadah  yang lebih banyak dilakukan dengan badan/jasad seperti ruku’, sujud, thawaf dll.
5. Ibadah Maliah (harta)
Ibadah maliah adalah amalan-amalan ibadah  yang lebih banyak dilakukan dengan sarana harta benda dan kekayaan. Seperti zakat, infaq dan shodaqoh, dll.
Walaupun ibadah diatas dikategorikan sesuai dominasi yang melakukannya, namun ibadah-ibadah itu dapat juga di lakukan dengan gabungan anggota badan yang melakukannya, contoh Ibadah Haji adalah hati harus meyakini bahwa haji adalah wjib bagi yang mampu, saat ibadah haji lisan terus mengumandangkan kalimat talbiyah (            لبيك اللهم لبيك     ) anggota badan melakukan amalan-amalan haji, dan
tentunya harta juga memegang peranan penting, sebagai ongkos dan bekal baik untuk yang pergi maupun untuk yang di tinggalkannya.

Selasa, 22 Maret 2011

YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN

7. Hal-hal Yang Membatalkan Syahadatain
            Yaitu hal-hal yang membatalkan islam, para fuqoha (ahli fiqih) telah menulis bab khusus yang diberi judull Bab Riddah (kemurtadan), dan yang terpenting ada 10.
a. Syirik dalam Rububiyah dan UluhiyahNya
b. Menjadikan perantara (wasilah) antara allah dan hambaNya
c. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan madzhabnya
e. Meyakini ada bahwa ad petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi. Atau meyakini ada hukum yang lebih baik dari hukum Allah.
f. Membenci suatu ajaran yang dibawa oleh Rasulullah walau ia juga menngamalkannya
g. Menghina Allah, Rasul Agama Islam, pahala maupun siksa
h. Sihir dan perdukunan
i. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi kaum muslimin
j. Meyakini bahwa sebagian orang yang boleh keluar dari syari’at Nabi Muhammad
  1. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajari dan tidak mengamalkannya

Tauhid Uluhiyah juga disebut tauhid Ibadah, yaitu mengesakan Alloh dalam penyembahan dan peribatan serta permohonan.

Senin, 21 Maret 2011

SYAHADATAIN (DUA KALIMAT SYAHADAT)

Pengertian, Rukun dan Syarat Syahadatain
1. Ma’na Syahadat  Tauhid لا اله الا الله
            Yaitu beri’tiqad dan berkeyakinan bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima penghambaan (Ibadah)kecuali Allah SWT.
2. Ma’na Syahadat Rasul محمدا عبده ورسوله
            Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekwensinya yaitu mentaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak beribadah kecuali dengan apa yang telah disyari’atkannya dan di contohkannya.
3. Rukun Syahadat Tauhid لا اله الا الله
Syahadat Tauhid mempunyi dua rukun yaitu
a. An-Nafyu atau peniadaan,
yaitu membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan penyembahan hanya kepada Allah,
b. Al-Itsbat (penetapan)
            yaitu menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekwensinya.
4. Rukun Syahadat Rasul محمدا عبده ورسوله 
Syahadat Rasul juga memiliki 2 rukun “
a. Muhammad adalah hamba Allah
            Kata  عبدهdisni artinya hamba yang menyembah. Maksudnya beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan yang sama dengan bahan ciptaan manusia lainnya, juga berlaku atasnya apa yang berlaku atas manusia lainnya.
b. Muhammad adalah Rasul Allah
            Sedangkan Rasul artinya orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi da’wah kepada Allah sebagi basyir (pembawa kabar gembira) dan nadzir (pemberi peringatan).
            Persaksian untuk Muhammad SAW dengan dua sifat ini dapat meniadakan sifat ifrath (berlebihan) dalam menghormati dan memuliakan Nabi, sifat ifrath menyebabkan banyak orang mengkultuskannya mereka beristighosah (minta pertolongan) kepada Nabi. Mereka juga meminta kepada beliau SAW. Apa yang tidak sanggup melakukannya kecuali Allah, seperti memenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan bahkan beliau SAW.disejajarkan dengan Allah.
            Namun di sisi lain, sebagian orang melakkuakan Tafrith (meremehkan) dengan mengingkari kerasulannya atau mengurangi haknya, sehingga ia bergantung kepada pendapat-pendapat yang menyalahi ajarannya, serta memaksakan diri dalam mena’wilkan hadits-hadits dan hukum-hukumnya.
5. Syarat-Syarat Syahadat Tauhid
            Bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah harus memenuhi 7 syarat, yang tanpa syarat-syarat itu syahadat itu tak berarti apa-apa. 7 syarat itu adalah :
a. Ilmu (pengetahuan) yang dapat menolak kebodohan
b. Yaqin yang dapat menolak keraguan
c. Qabul (menerima) yang dapat menolak radd (penolakan)
d. Inqiyyad (tunduk/patuh) yang dapat menolak tark meninggalkan
e. Ikhlash, yang dapat menolak syirik
f. Shiddiq (jujur) yang dapat menolak kadzib (dusta)
g. Mahabbah (cinta) yang dapat menolak baghdhaa (kebencian)
6. Syarat-Syarat Syahadat Rasul
            Sebagai bukti dari pengakuan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah harus memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Mengakui kerasulannya dan meyakininya di dalam hati
b. Mengucapkan dan mengikrarkannya dengan lisan
c. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah dilarangnnya.
d. Membenarkan segala apa yang dikabarkannya terkait hal-hal yang ghaib baik yang sudah lewat maupun yang akan datang.
e. Mencintainya melebihi cinta kepada diri sendiri, orang tua, anak, harta dan seluruh manusia.
f. Lebih mandahulukan sabdanya di atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamlkan sunnahnya

Minggu, 20 Maret 2011

TAUHID DAN BAGIAN-BAGIANNYA

TAUHID
            Tauhid menurut bahasa diambil dari kata وحد – يوحد - توحيدا artinya mengesakan atau menyatakan esa.

Sedangkan tauhid menurut istilah syari’at adalah meyakini keesaan Alah dalam rububiyahNya, Ikhlas dalam beribadah kepadaNya dan menetapkan nama-nama yang baik bagiNya.
Tauhid terbagi 3
1. Tauhid Rububiyah
            Yaitu mengesakanAllah SWT dalam segala perbuatanNya, dengan meyakini bahwa Allah adalah :
a. Pencipta, Pemilik dan Pengatur seluruh alam
b. Pemberi rizki semua makhluk ciptaaNya
c. Yang Menghidupkan dan mematikan makhluk
d. Yang Memberi manfaat dan mudhorot
e. Memberi sakit dan menyembuhkannya
Tauhid Rububiyah adalah tauhid yang diakui oleh seluruh manusia
.2. Tauhid Uluhiyah
            Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Yaitu berniat ibadah hanya semata-mata untuk Allah dan karena Allah, bukan karena ingin di lihat orang (riya) atau ingin mendapat pujian dari manusia.
            Tauhid uluhiyah adalah inti ajaran/da’wah para Nabi sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW.
3. Tauhid Asma Wa Shifat
            Yaitu beriman kepada nama-nama dan shifat-shifat Allah, sebagaimana yang dijelaskan Al-Qur’an dan Al-Hadits tanpa Ta’wil (merubah ma’na sebenarnya) dan Ta’thil (menghilangkan nama dan sifat Allah), tanpa takyif (mempersoalkan hakikat asma dan sifat Allah dengan bertanya “bagaimana”) dan Tamstil (menyerupakan Allah dengan makhluknya).

Sabtu, 19 Maret 2011

SEBAB-SEBAB PENYIMPANGAN DARI AQIDAH SHAHIHAH

Penyimpangan-penyimpangan dari aqidah shahihah, tidak terjadi begitu saja, tapi tentunya ada sebab-sebab yang mendasarinya. 
Sebab-sebab penyimpangan itu antara lain :
1. Kebodohan terhadap aqidah yang benar
            Kebodohan terhadap aqidah yang benar diakibatkan kemalasan dan ke engganan untuk mempelajari dan mengajarkan Aqidah yang benar.
2. Ta’ashub (Fanatisme)
            Fanatik terhadap ajaran yang diwarisi nenek moyang sekalipun tidak berdasar sama sekali adalah sebab penting terjadinya penyimpangan-penyimpangan aqidah.
3. Taqlid Buta
            Yaitu mengambil pendapat yang disampaikan orang lain tanpa meneliti sumber pengambilan pendapat itu. Sehingga apapun yang dikatakannya di anggap benar walau bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits yang shahih.
4. Ghuluw (berlebihan)
            Yaitu berlebihan dalam mencintai dan menghormati para wali, ulama, serta orang-orang shalih. Mereka menganggap bahwa para wali, ulama, habib, atau orang shalih lainnya adalah suci yang tidak mungkin salah, sehingga memberikan sifat yang tidak seharusnya diberikan kepada mereka.
Bahkan puncak kesesatan mereka adalah menjadikan kubur-kubur para wali sebagai masjid dan tempat mencari berkah serta meminta segala sesuati kepada wali yang sudah meninggal.
5. Ghoflah (lalai)
            Lalai dalam mengingat Allah, lalai dalam memperhatikan ayat-ayat Allah baik yang tersurat (Quliyah) yaitu Al-qur’an maupun yang tersirat (Kauniyah) yaitu alam raya.
            Dismping itu zaman sekarang ini banyak orang sangat menngagungkan teknologi, hingga merasa bahwa semua itu adalah hasil usaha manusia saja tanpa dan melupakan qudrat dan irodat Allah di alam raya ini.
6. Rumah Tangga Yang Kosong Dari Aqidah
            Ketika rumah-rumah kaum muslimin banyak diisi dengan musik, lagu dan nyanyian yang mendayu-dayu hingga melenakan hati dari mengingat Alah. Maka dapat dipastikan para penghuninya akan mengalami kekeringan ruhiyahnya, dan gersang kehidupannya. Keimanan, aqidah dan amal islami tak lagi diajarkan sejak dini, anak-anak lebih banyak mendapatkan pelajaran dari TV padahal banyak tayangan yang tidak cocok baginya.
            Dari rumah seperti inilah akan muncul manusia-manusia tak ubahnya bianatang yang hanya memperturutkan hawa nafsunya, bahkan lebih buruk lagi.
7. Perusakan Media Massa
            Media massa yang nota bene dikuasai kaum kuffar jelas menjadi sarana vital dalam penghancuran aqidah yang benar. Tayangan televisi, berita di surta kabar selalu menampilkan gaya hidup hedonis (serba boleh), materialistik,  pornoaksi dan pornografi. Belim lagi para artis idola anak-anak yang berkelakuan layaknya bianatang, tanpa malu-malu mempertontonkan aurat dan berzina di depan umum.
            Maka bukan hal yang aneh lagi, jika banyak anak-anak muda islam lebih menyukai musik dari pada Al-Qur’an, lebih menyukai lagu-lagu daripada senandung do’a hingga pada akhirnya generasi islam bagaian buih dilautan banyak namun tak berarti banyak.
8. Tidak Mendukungnya Dunia Pendidikan
            Kurikulum yang ada disekolah-sekolah hanya mengalokasikan 2 jam perminggu itupun mencakup seluruh materi yang terkait agama.
Penyimpangan-penyimpangan itu dapat di tanggulangi dengan :
1. Kembali kepadaAl-Qur’an dan Al-Hadits yang shahih sebagai sumber aqidah
2. Memberi perhatian pada pengajaranaqidah islamiyah disekolah
3. memilih buku-buku yang bersih dari kesesatan danpenyimpangan aqidah
4. Menghidupkan bacaan Al-Qur’an dirumah-rumah muslim dan membiasakan amal islami antar anggota keluarga.

Jumat, 18 Maret 2011

PENTIMPANGAN DARI AQIDAH YANG BENAR

PENYIMPANGAN DARI AQIDAH SHAHIHAH  
            Penyimpangan dari aqidah yang benar adalah sumber kehancuran dan kesesatan. Karena aqidah yang benar merupakan motivator utama bagi amal yang bermanfaat. Tanpa aqidah yang benar manusia akan seperti hewan, bahkan lebih sesat dan lebih buruk dari binatang.
            Oleh karenanya kekuatan aqidah harus selalu beriringan dengan kekuatan madiah (materi), karena jika kekuatan madiah lebih kuat dari kekuatan aqidah, ia akan menjadi perusak dan penghancur manusia.
1. Macam-Macam Penyimpangan dari Aqidah shahihah
a. Khurofat dan Takhhayyul
Yaitu keyakinan terhadap kepercayaan-kepercayaan nenek moyang yang tidak berdasar sama sekali.
            Contoh-contoh khurafat dan takhayyul di masyarakat.:
- Jika memandikan kucing di hari jum’at akan turun hujan
- Kupu-kupu masuk rumah pertanda akan datang tamu
- Dillarang main kunang-kunang karena ia merupakan jelmaan kuku setan
- Jika menabrak kucing sampai mati maka harus di kubur dengan dibungkus baju penabraknya, karena jika tidak rizkinya akan sulit
- Dll.
b. Percaya kepada dukun, peramal, ramalan bintang dan para normal
c. Tersebarnya Bid’ah
            Bid’ah menurut bahasa artinya sesuatu yang diadakan tanpa ada contoh yang mendahuluinya. Sedangkan bid’ah menurut islam adalah amal-amal yang tidak ada dasarnya baik dalam Al-Qur’n maupun Al-Hadits dan ijma ulama.
Bid’ah terbagi kepada 2 macam
1. Bid’ah yang tejadi pada adat/kebiasaan
seperti penemuan-penemuan duniawi atau penciptaan teknologi dsb. maka hukumnya adalah boleh kecuali ada dalil yang melarangnya.
2. Bid’ah dalam urusan agama
Yaitu melakukan amalan-amalan agama yang tidak ada dasarnya dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits maka hukumnya HARAM

AQIDAH ISLAMIYAH ASH-SHAHIHAH

AQIDAH
PENGERTIAN AQIDAH
Aqidah menurut bahasa diambil dari kata    عقد - يعقد - عقدة - عقيدة    artinya ikatan yang kuat.

Aqidah menurut istilah adalah segala sesuatu yang wajib dibenarkan oleh hati, menjadi keyakinan dan menentramkan jiwa dan tidak boleh tercampur dengan keraguan dan kebimbangan. (Hasan Al-Banna)
Menurut Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Bahwa yang di maksud adalah percaya dan yakin kepada rukun iman.  Jadi yang menjadi pokok-pokok aqidah adalah rukun iman.
B. URGENSI AQIDAH
Aqidah yang shahihah (benar) menjadi sangat penting karena :
1. Menjadi dasar dan pondasi penegakan agama Islam
2. Menjadi dasar sah atau tidaknya amal seseorang dan diterima atau di tolak ibadahnya.
3. Awal da’wah para nabi dan Rasul
Kalimat اعبدوا الله yang terdapat dalam ayat 36 surat an-Nahl adalah kalimat
yang di ucapkan oleh nabi Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib dan para Nabi lainnya. Dan Nabi Muhammad SAW. Mengajak umatnya untuk beraqidah yang benar dan bertauhid dilakukannya selama 13 tahun, yaitu selama beliau tinggal di Mekkah.
C. SUMBER-SUMBER AQIDAH SHAHIHAH
Aqidah adalah tauqifiyah, artinya aqidah islamiyah itu harus ditetapkan dengan dalil-dalil syar’i baik Al-Qur’an maupun Hadits yang shahih. Dengan demikian hanya Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih sajalah yang dapat dijadikan sebagai sumber aqidah islamiyah. Pendapat-pendapat dari siapapun datangnnya yang tidak berdasarkan Al-Qur’an atau hadits yang shahih tidak dapat dijadikan sebagai landasan untuk diambil sebagai aqidah islamiyah.
Maka apapun yang ditunjukan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadits yang shahih, wajib untuk di imani dan diamalkan. Sedangkan yang tidak di tunjukan oleh Al-Qur’an dan hadits shahih maka wajib pula untuk di tolak dan tidak diterima sebagai aqidah.
D. NAMA-NAMA LAIN AQIDAH ISLAMIYAH
Sebutan untuk hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan dan keimanan tidak hanya menggunakan kata Al-Aqidah, seiring berjalannya waktu istilah-istilah untuk aqidahpun bermunculan, namun tetap dengan pembahasan yang sama. Nama-nama itu antara lain :
1. Al-Fiqhul Akbar (Faham yang Besar)
Istilah Fiqhul Akbar pertama kali dipakai oleh pendiri madzhab Hanafiyah, yaitu Imam Hanafi yang nama lengkapnya adalah Nu’man bin Tsabit.  Istilah ini kemudian di populerkan juga olh pediri madzhab Syafi’iyah, yaitu Imam syafi’I yang bernama lengkap Muhammad bin Idris Asy’Syafi’i.
2. Al-Iman (Keimanan)
Istilah ini banyak di pakai oleh para ulama yagn hidup pada abad ke 3 Hijriyah. Diantaranya :
Abu Ubaid Al-Qosim bin Salam Al-Bahgdhadi
Imam Ibnu Taimiyah 
3. As-Sunnah
Istilah As-Sunnah untuk nama lain aqidah dipakai dimasa Ahmad bin Hambal, pendiri madzhab Hambali, karena saat itu faham mu’tazilah yang anti sunnah merajalela. 
4. Ilmu Tauhid (ilmu yang membahas Keesaan Allah) 
5. Asy-Syari’ah (syari’at/undang-undang Islam)
6. Ushuluddin (Pokok-pokok Agama)
7. At-Tashowwur Al-Islami (Perkembangan Islam)